mereview/menganalisa jurnal

Nama    : Ilmi Nurlayli Azzahrawani
NPM      : 15114205
Kelas     : 3KA06

Penerapan Forward Chaining Pada Program Diagnosa Anak Penderita Autisme
Gusti Ayu Kadek Tutik A. 1) , Rosa Delima2), Umi Proboyekti 3) Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Teknik Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta


  1.   bidang yang sedang di kembangkan
§  Mendiagnosa Penderita Autisme pada anak.
§  Sistem pakar dengan metode inferensi forward chaining.
§  Penggunaan Sistem Pakar  untuk Pendeteksi Anak Autis.
§  Sistem berbasis pengetahuan yang berhubungan dengan gejala-gejala anak penderita autis
§  Penggunaan aplikasi untuk melakukan diagnosa awal kemungkinan autisme pada anak

     2.    Masalah yang di hadapi
·         Salah satu gangguan dalam tumbuh kembang yang sering terjadi belakangan ini adalah Autisme yaitu ketidaknormalan perkembangan mental sehingga menyebabkan anak sulit untuk berinteraksi sosial. Untuk mengetahui apakah anak menderita autisme atau tidak diperlukan bantuan seorang pakar yaitu seseorang yang ahli dalam tumbuh kembang anak. Namun pakar tersebut tidak selalu dapat memecahkan masalah tersebut setiap waktu. Maka dibangunlah sebuah sistem yang menggunakan teknologi komputerisasi yang dapat mengadopsi kemampuan seorang ahli atau pakar yaitu teknologi Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan. Salah satu bagian dari Kecerdasan Buatan adalah Sistem Pakar yaitu suatu sistem yang mengandung pengetahuan dan pengalaman dari satu atau banyak pakar dalam suatu area pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan solusi terhadap suatu masalah, dalam hal ini dibangun Sistem Pakar Pendeteksi Anak Autis. Tujuan penelitian ini adalah membangun sebuah sistem pakar dengan metode inferensi forward chaining yang dapat membantu orangtua untuk mendekteksi ada tidaknya gangguan perkembangan dan autis pada anak berdasarkan gejala-gejala yang terlihat sehari-hari beserta beberapa terapi sederhana yang dapat diberikan bagi anak penderita autis. Perangkat lunak ini menghasilkan output berupa ada tidaknya gangguan perkembangan atau autisme yang diderita oleh anak fakta-fakta yang dimasukkan user. Fakta-fakta tersebut merupakan perilaku yang dapat dilihat dalam aktivitas keseharian anak dan output tidak menyertakan tingkat prosentase kebenaran dari proses penalaran yang dilakukan.



3.      Solusi yang di hasilkan
ü  Sistem sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas penambahan jenis kelompok usia dan jenis spektrum autis, sehingga seluruh spektrum autis pada seluruh kelompok usia dapat dideteksi.
ü  Untuk jenis inputan pada form tanya usia sebaiknya tidak menggunakan radio button, agar bias di-update secara otomatis jika terjadi perubahan pada database, misalnya menggunakan combobox.
ü  Perlunya penambahan data-data gejala yang menentukan solusi dari sistem mengingat setiap anak pada spektrum autis memiliki gejala yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga solusi yang dihasilkan akan lebih akurat.
ü  Sebaiknya sistem dapat mendeteksi spektrum autis yaitu Sindrom Asperger dan Hiperaktif (ADHD) untuk kelompok usia dibawah 2 tahun, misalnya dengan menambah gejala-gejala dan aturan-aturan baru.



4.      Evaluasi
ü  Implementasi sistem melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan pada fakta yang ada dengan metode forward chaining. Penelusuran dimulai dari fakta-fakta yang ada baru kesimpulan diperoleh, aturan yang ada ditelusuri satu persatu hingga penelusuran dihentikan karena kondisi terakhir telah terpenuhi.
ü  Sistem pakar pendeteksi anak penderita autisme ditujukan untuk mendeteksi anak penderita autisme. Pada implementasinya sistem ini telah memenuhi tujuan tersebut dengan penggunaan basis data dan basis aturan. Basis data terdiri dari kumpulan tabeltabel pengetahuan pakar, yaitu tabel spektrum, tabel usia, tabel gejala, tabel terapi, dan basis aturan berupa tabel relasi.
ü  Penelitian sistem pendeteksi anak penderita autisme dilakukan kepada 15 orangtua anak penderita autisme untuk menguji kesamaan diagnosa sistem dengan diagnosa pakar, yang memperoleh angka probabilitas kesamaan sebesar 93,33 %.
ü   Dalam implementasinya, terdapat kekurangan sistem yang disebabkan oleh kesalahan knowledge engineer dalam memahami gejala-gejala yang tampak pada anak penderita autisme, sehingga mengambil probabilitas yang besar dalam pengambilan kesimpulan untuk mendapatkan solusi.

5.      Kontribusi yang diberikan
o   membantu orangtua untuk mendekteksi ada tidaknya gangguan perkembangan dan autis pada anak berdasarkan gejala-gejala yang terlihat sehari-hari beserta beberapa terapi sederhana yang dapat diberikan bagi anak penderita autis.

6.      Critical thinking
A.    Kelebihan :
v  sistem ini menggunakan representasi pengetahuan berupa aturan produksi, menunjukkan bahwa sistem sudah berfungsi dengan cukup baik.
v  membantu orangtua untuk mendekteksi ada tidaknya gangguan perkembangan
v  mempermudah melakukan konsultasi dalam mendeteksi anak penderita autisme.

B.     Kekurangan :
v  Metode yang lebih cocok digunakan adalah metode backward chaining yang menalar berdasarkan kesimpulan untuk dirunut mundur ke dalam fakta-faktanya.
v  Perlunya penambahan data-data gejala yang menentukan solusi dari sistem mengingat setiap anak pada spektrum autis

v  kekurangan sistem yang disebabkan oleh kesalahan knowledge engineer dalam memahami gejala-gejala yang tampak pada anak penderita autisme, sehingga mengambil probabilitas yang besar dalam pengambilan kesimpulan untuk mendapatkan solusi.

Comments

Popular posts from this blog

Sistem cerdas parkir

makalah TOU "BOKUMI"