BAB 3. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusasteraan
BAB 3. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusasteraan
1. Pendekatan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra
berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan
macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra dalam arti
khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan
perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan
sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang
lahir dari perasaan dan pemikirannya. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk
dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su
berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan
dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk,
maupun isinya.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan
pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra.
· Ilmu sastra
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode
tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra
sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut.
· Teori sastra, yaitu
cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip
dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra.
· Sejarah
sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan
yang terbaru.
· Kritik
sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan
dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga dengan nama
telaah sastra.
· Filologi,
yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata
nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra.
Keempat cabang ilmu tersebut tentunya
mempunyai keterkaitan satu sama lain
dalam rangka memahami sastra secara
keseluruhan.
· Teori sastra
adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
· Seni sastra
adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti
puisi, cerpen/novel, atau drama.
Karya sastra pada dasarnya adalah
sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya
sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang dikomunikasikan
kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya.
Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya.
Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara
lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya sastra dapat membawa
pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang
mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin
dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
2. Karya sastra dapat memperkaya
jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
3. Karya sastra dapat memperkaya
pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta
kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
4. Karya sastra mengandung unsur
pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa
dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana
penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
5. Karya sastra dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan sosial
budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu
tertentu.
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana
dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa
bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan
hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup
kebudayaan.Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan
mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang
kedudukannya sama tinggi.
2. Budaya yang di hubungkan dengan prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang
dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin "prosa"
yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan
untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan
untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis
media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa
baru. Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Jenis – jenis Prosa
Prosa terbagi menjadi Prosa lama dan
prosa baru.
Jenis- jenis Prosa lama :
a. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak
diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau
tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si
Kancil dan Buaya
b. Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra
lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang
berkembang di lingkungan istana, Ciri-ciri HIKAYAT yaitu :
1. Bersifat
istana centris
2. Anonim(nama
pengarang tidak di cantumkan)
3. Berkembang
secara stetis
4. Bersifat
imajinatif,hanya bersifat khayal
5. Lisan,karena
di sebarkan lewat mulut ke mulut
6. Berbahasa
klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7. Bersifat
logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri
c. Sejarah
Sejarah disebut juga Tambo, berasal
dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah
salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa
sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Selain berisikan peristiwa sejarah,
juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini
ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh: Sejarah Melayu karya datuk
Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
d. Epos
merupakan cerita yang biasanya diambil
dari sebuah buku yang dibuat seseorang di masa lalu. Contoh: epos Ramayana,
epos Mahabarata.
e. Cerita Pelipur Lara
merupakan kisah yang menyenangkan dan
bersifat menghibur.
Jenis-jenis Prosa Baru :
a. Cerpen
adalah bentuk prosa baru yang
menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling
menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu
tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh
Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah
yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
b. Novel
berasal dari Italia yaitu novella
‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan
pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik.
Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku.
lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih
pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh
Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya
Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
c. Biografi
adalah suatu karangan prosa yang
berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa
juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar
Dewantara.
d. Kisah
Karya sastra yang berisikan cerita
tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat
lain. Contoh kisah dalam karya sastra lama, antara lain:
· Kisah
Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan
· Kisah
Abdullah ke Jedah.
e. Otobiografi
Otobiografi adalah riwayat hidup
seseorang yang ditulis langsung oleh orang
atau tokoh tersebut.
3. Nilai – nilai dalam prosa fiksi
Prosa yang bisa menegembangkan
imajinasi manusia yang menyaksikan pertunjukan atau dari bacaan (novel).
Biasanya prosa fiksi dikemas dalam entuk buku dan tampilan panggung (drama)
atau bahkan sekarang sudah beranjak ke layar lebar, seperti misalnya Lord of
The Rings, Transformer, G.I.Joe, Harry Potter, Iron Man, Surrogates dan masih
banyak lagi film yang berawal dari cerita berupa novel lalu kemudian diangkat
ke layar lebar. Menonton dan membaca prosa fiksi memang sangat menyenangkan
karena kita dibawa untuk berimajinasi dengan tingkat tinggi dan membuat cerita
serasa tidak bosan untuk disaksikan.
1. Nilai-nilai yang ada dalam
prosa fiksi :
* Prosa fiksi memberikan kesenangan
* Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dalam membaca fiksi adalah
pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana pengalaman
yang dialaminya sendiri. Pembaca juga dapat
mengenal
tokoh-tokoh aneh dan daerah yang belum pernah dikunjungi
2 Prosa fiksi memberikan informasi
* Dapat memberikan informasi yang tidak ada di ensiklopedia.
Didalam novel kita dapat
mempelajari sejarah atau laporan jurnalistik
3. Prosa fiksi memberikan infomasi kultural
* Dapat menstimuli imaginasi,dan merupakan sarana bagi
pemindahan yang tak henti-hentinya dari
warisan budaya bangsa,
misalnya novel Siti Nurbaya, dan lain-lain.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
5. Dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman- pengalaman
dengan banyak individu.
4. Budaya dalam puisi
Puisi adalah sesuatu yang kita kenal
dengan rangkain kata-kata indah yang penuh makna didalmnya,apalagi jika kita
bener-bener meresapi dalam membacanya.Puisi termasuk dalam seni
sastra,sedangkan sastra merupakan bagia dari kesenian,dan kesenian itusendiri
merupakan bagian dari kebudayaan.
Jika kita pikirkan puisi adalah suatu
rangkain kata-kata yang membentuk beberapa kalimat yang penuh dengan makna
hidup,alam,bahkan di ekspresikan oleh sang penyair dalam bentuk tulisan maupun
ekspresi dari puisi yag dibacakan .
Didalam itu IBD kita menemukan
penyajian puisi yaitu :
1. Adanya hubungan dalam
pembuatan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2. Adanya suatu rasa
insaf/sebuah kesadaran seseorang dari suatu kejadian
Comments
Post a Comment